SURABAYA - Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengkhawatirkan sejumlah pelajar akan mengikuti kembali aksi demo penolakan Omnibus Law di Surabaya.
Sebab, informasi yang muncul akan ada gelombang gerakan massa aksi tolak Omnibus Law pada 22–23 Oktober 2020 di Gedung Negara Grahadi, Jl. Gubernur Suryo, Surabaya.
Oleh karena itu, Walikota perempuan pertama di Surabaya itu sangat was-was atas perilaku pelajar yang masih nekat mengikuti demo.
"Memang saya melihat anak-anak butuh perhatian khusus karena tidak seperti biasanya, kalau anak-anak yang biasanya itu aktif, jadi ini mungkin anak-anak yang begitu butuh eksplorasi. Untuk dia bisa menunjukkan bahwa dirinya ada," ujar Risma di SMPN 1 Surabaya, Senin (19/10/2020).
Ia merasa miris melihat banyak pelajar yang dilibatkan dalam aksi demo. Karena menurutnya, pelajar yang notabene masih di bawah umur ini belum mengerti apapun soal isu yang dituntut dalam demo.
"Mereka belum mengerti apapun, jadi itu yang pertama saya protes keras itu, ada UU perlindungan anak yang saya gunakan bahwa mereka jangan dilibatkan," tuturnya.
Lebih lanjut, Risma mengimbau agar pelajar fokus terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bukan mengikuti demo yang memiliki dampak besar.
"Jangan gampang dipengaruhi orang lain, karena kalau kalian gampang dipengaruhi orang, ya begini akibatnya," tuturnya
Secara terpisah, seorang pelajar yang berinisial S saat hadir menerima arahan dari Wali Kota, mengaku bahwa dirinya mengikuti demo karena bujukan dari temannya.
"Ikut teman, diajak buat demo. Ya saya cuma ikut. Udah kapok, di Polres dibilangin dikasih sosialisasi. Kamu pelajar nggak pantes buat ikut demo gitu," katanya.
Terkait informasi aksi besok, Risma mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keamanan Kota Surabaya. (lhm)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Lukman Hadi |
| Editor | : |
Komentar & Reaksi