SIDOARJO - Di Sidoarjo terdapat lembaga pendidikan berbasis pesantren dan Tahfidz Qur'an bernama Al-Virtue. Letak pondok ini berada di Jalan Wadungasri Dalam No.170 Kecamatan Waru.
Al-Virtue telah berdiri sejak 44 tahun silam. Tepatnya pada 1977. KH Aan Najib inilah pengasuh dari Pondok Pesantren Al-Virtue.
Usut punya usut ternyata dulu bukan memakai nama Al-Virtue, melainkan Pondok Pesantren Miftahul Ulum. Seperti yang diceritakan pria yang akrab disapa Gus Najib itu.
Waktu itu, kata Gus Najib sambil mengenang sejarah pondok, cikal bakal berdirinya Al-Virtue tak bisa dipisahkan dari Sang Ayah. Sebab beliau memiliki jasa besar untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam tersebut.
"Ini pondok (Al-Virtue) peninggalan orang tua. Berdirinya itu tahun 1977 pada saat saya masih mahasiswa itu dulu," ujar Gus Najib.
Ternyata nama pondok berganti menjadi Al-Virtue semenjak hak pengasuh dipegang seutuhnya oleh Gus Najib. Pemberian nama Al-Virtue mempunyai makna harapan terhadap anak didik di pondok ini agar tertanam pola pribadi yang kuat dan bijaksana dalam menjalani kehidupan.
"Pemakaian nama Al-Virtue itu sepeninggal Ayah saya. Makna Al-Virtue memiliki dua arti dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Kalau Bahasa Arab kuat atau kokoh, kalau Bahasa Inggris kebijaksanaan," jelas dia.
Ia menyampaikan, mayoritas santri yang mondok waktu itu kebanyakan warga sekitar. Mereka mondok siang pulang, kemudian malam menetap di pondok. Istilahnya 'ngalong'.
Seiring berjalannya waktu, pondoknya mulai kedatangan santri dari luar daerah. Ia menyebut, pondoknya pernah memiliki 100 santri yang menimba ilmu.
"Awalnya yang mondok masih anak-anak kampung. Kalau siang pulang, sore datang. Awal yang mukim baru 2-3 pertama kali. Kemudian lama-lama semakin banyak. Ada bahkan lebih dari 100," pungkasnya.
Gus Najib menyampaikan, kalau Pondok Pesantren Al-Virtue cuma membuka pendidikan bagi santriwati saja. Tingkatan pendidikan di pondok ini mulai dari anak usia dini hingga tingkat menengah pertama.
"Pertama sekolahan masih Madrasah Ibtidaiyah (MI), kemudian Tsanawiyah (MTs), mulai ada MTs itu mulai banyak anak yang mukim. Menetap di sini perempua yang terutama. Jadi mulai banyak dari luar desa," tutur Gus Najib.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi