SUARA INDONESIA SURABAYA

Balai Bahasa Provinsi Jatim Terus Berupaya Lestarikan Bahasa Daerah

Lukman Hadi - 10 November 2023 | 07:11 - Dibaca 1.05k kali
News Balai Bahasa Provinsi Jatim Terus Berupaya Lestarikan Bahasa Daerah
Balai Bahasa Provinsi Jatim Terus Berupaya Lestarikan Bahasa Daerah. (Foto: Lukman/Suara Indonesia)

SURABAYA, Suaraindonesia.co.id - Revitalisasi bahasa dan budaya daerah menjadi hal penting untuk terus dilakukan seluruh elemen anak bangsa.

Menurut Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kemendikbud Ristek, Tatang Muttaqin, hal tersebut selain untuk menjaga bahasa agar tidak punah, juga dapat memperkaya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Dalam sambutannya di Gebyar Festival Tunas Bahasa Ibu Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Tatang Muttaqin menyampaikan, ada tiga poin penting dalam menjaga bahasa.

"Pertama mengutamakan bahasa Indonesia, yang kedua melestarikan bahasa daerah, dan yang ketiga tentu menguasai bahasa asing," ungkapnya, Kamis (09/11/2023).

Tatang menjelaskan, festival ini menjadi salah satu sarana agar bahasa daerah khususnya yang ada di Jatim terus lestari.

Setidaknya ada tiga bahasa daerah yang ada di Jatim yakni: Bahasa Jawa, Madura, dan Osing yang dapat punah jika tidak ada generasi muda yang menuturkan bahasa tersebut.

"Mudah-mudahan bisa menjadi bagian penting agar tunas bahasa ini dapat terus berkembang," katanya.

Hal ini tentunya sejalan dengan keinginan Kemendikbud Ristek yang saat ini sedang menyiapkan grand design untuk talenta-talenta muda berpotensi di bidang seni budaya, olahraga dan science.

Melalui Festival ini, Tatang berharap, mampu mencetak generasi-generasi baru yang mampu melestarikan budaya melalui bahasa daerahnya masing-masing.

"Selanjutnya juga difasilitasi kalau memang memenuhi persyaratan untuk mendalami bidang tersebut, dan inilah bagian dari grand design manajemen talenta," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jatim, Umi Kulsum mengungkapkan, kegiatan ini menjadi rangkaian untuk merevitalisasi bahasa daerah yang merupakan program Merdeka Belajar Episode 17.

"Ini merupakan salah satu episode Merdeka Belajar ke-17, jadi kita tidak ingin bahasa yang kita cintai, Bahasa Madura, bahasa Jawa dialek Osing, Bahasa Jawa punah," terangnya.

Umi mengatakan, kepunahan bahasa daerah dapat terjadi kapan saja jika sudah tidak ada penuturnya. Ia mencontohkan, Bahasa Sunda dalam 10 tahun terakhir telah kehilangan sekitar 2 juta penuturnya.

Menurut data Unesco, setiap dua minggu ada dua bahasa yang mati. Pengelompokan bahasa sendiri dibagi menjadi beberapa kategori seperti: masih sehat, rentan, kritis, dan mati.

Bahkan, mirisnya, saat ini di Wilayah Indonesia Timur sudah ada 10 bahasa yang mati. Hal ini karena tidak ada lagi penutur bahasa tersebut.

"Tentu kita tidak ingin bahasa Madura, Bahasa Jawa Dialek Osing, dan Bahasa Jawa akhirnya tinggal nama, nah ini salah satu upaya kita dari Balai Bahasa bagaimana kita melestarikan bahasa daerah dengan memberikan semacam stimulan supaya anak-anak kita mau berbahasa daerah," tegasnya.

Dalam kegiatan ini, juga diberikan penganugerahan terhadap para pemenang dari tujuh lomba yang ada di Festival Tunas Bahasa Ibu. Seperti diantaranya adalah lomba menulis cerita pendek, pidato, ngewer, nembang/menyanyi, celathu, menulis puisi/geguritan, dan lomba mendongeng. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya