SURABAYA - Aktivis yang tergabung dalam Nahdliyin Bergerak (NABRAK) memberikan bantuan sosial berupa sembako ke petugas kebersihan, penjaga keamanan di lingkungan Makam Sunan Ampel Surabaya, Senin (22/5/2023) malam.
Pimpinan NABRAK, Firman Syah Ali menyatakan bahwa kegiatan ini berlangsung rutin dengan menyasar kelompok-kelompok rentan.
"Kegiatan ini bersifat rutin, dengan tujuan pemberdayaan kelompok-kelompok rentan di Indonesia. Kami menilai para abdi makam Sunan Ampel termasuk kelompok rentan secara ekonomi maupun secara sosial, oleh karena itu malam ini mereka kami beri bantuan sosial berupa paket sembako," kata dia.
Ia menyampaikan, syarat penerima bantuan tidak harus orang NU, karena semboyan NABRAK adalah dari NU untuk semesta alam atau terkenal dengan istilah rahmatan lil alamin.
Ia sedikit mengulas jika NABRAK lahir dari peristiwa persekusi terhadap ulama NU oleh sekelompok massa pada tahun 2021 silam.
"Kelompok-kelompok militan NU secara spontan berkumpul mengumumkan pembelaan terhadap ulama NU tersebut. Sejak kelahirannya hingga saat ini, NABRAK terus bergerak di berbagai bidang, termasuk bidang sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dll. Dalam bidang sosial, kami aktif menyalurkan sedekah kepada kelompok rentan," jelasnya.
Sementara itu, pemangku situs bersejarah Ampel, KH Aboubakar Mochammad Ubaid, yang akrab disapa Gus Buba', menyampaikan ucapan terima kasih kepada NABRAK.
"Kami atas nama pengurus besar keluarga kanjeng Sunan Ampel Surabaya mengucapkan banyak terima kasih atas pemberian beras untuk abdi sunan kami yang senantiasa membantu dan bekerja untuk mengurusi masjid makam serta keamanan yang ada di area Masjid Ampel Surabaya," pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan filantropis rutin ini Wakil Panglima II NABRAK, Ustad Cornel. Hadir juga Komandan NABRAK Distrik Surabaya Eko Mardiono, Komandan NABRAK Distrik Sidoarjo Danny Mahendra serta beberapa milisi NABRAK dari kawasan Surabaya dan sekitarnya, seperti Gus Sunanto, Gus Hamdan, dan Elok Cahyani.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi