SUARA INDONESIA SURABAYA

Power PSI Masih Diragukan di Pilkada Surabaya

Lukman Hadi - 10 November 2020 | 11:11 - Dibaca 2.05k kali
Politik Power PSI Masih Diragukan di Pilkada Surabaya
Foto: Anggota DPRD Fraksi PSI Surabaya (merah) bersama calon wali kota Eri Cahyadi (putih) setelah momen pengundian nomor urut pasangan calon, Kamis (24/9/2020) yang lalu.

SURABAYA - Langkah PSI dalam memenangkan pasangan Eri Cahyadi - Armuji di Pilwali Surabaya patut ditunggu. Pasalnya, PSI merupakan partai baru yang mendapat 4 kursi di legislatif justru berstatus hanya sebatas partai pendukung, bukan partai pengusung.

Kekuatan PSI sekarang berada di basis suara masing-masing anggota DPRD yang dimiliki. PSI saat ini memiliki 4 anggota dewan yang duduk di kursi legislatif yang tersebar di daerah pemilihan (dapil) 1, 3, 4 dan 5. Sementara untuk dapil 2, PSI tidak mendapat jatah kursi.

Bermodal 11.342 total perolehan suara di dapil 2, PSI yakin akan meraih kemenangan besar bagi pasangan Eri - Armuji di sana.

"Jelas ada. Kalau bisa menang. Kalau misal bisa sapu bersih ya sapu bersih. Walaupun seberat apapun tetap kita lakukan," kata Josiah saat ditemui suaraindonesia.co.id, Minggu (8/11/2020).

PSI memiliki strategi sendiri dalam meraup suara sebanyak-banyaknya. Khususnya melakukan pendekatan dengan merangkul segmentasi pemilih di kalangan milenial.

Sementara pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fahrul Muzaqqi, menyebutkan bahwa perolehan suara pada Pemilu 2019 tidak berkorelasi dengan Pilwali Surabaya 2020. Bahkan ia cenderung meragukan hal itu.

"Artinya, perolehan suara PSI yang 11 ribu (11.342) itu tadi tidak ada korelasinya dengan kekuatan PSI dalam konteks Pilkada Surabaya. Sehingga klaim bahwa PSI memiliki pengaruh yang besar itu pun, saya meragukan," ujar Fahrul saat dihubungi suaraindonesia.co.id via seluler, Senin (9/11/2020).

Ia mengakui, sejauh ini PSI mempunyai citra sebagai partainya milenial. Namun dirinya menganggap klaim seperti itu bukanlah sesuatu hal yang berpengaruh jika dibenturkan dalam konteks Pilkada Surabaya.

Ia justru melihat bahwa segala pengaruh keterpilihan ada pada figur pasangan calon (Eri - Armuji) itu sendiri.

"Jadi, kalau PSI kemudian menyatakan bahwa dia sebagai partai milenial itu mampu mempengaruhi secara signifikan, saya kira juga tidak terlalu. Saya meragukan itu. Jadi, lebih pada bagaimana kemasan paslon untuk bisa diterima di kalangan milenial," papar Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu.

Terlepas itu semua, ia masih meragukan status PSI sebagai partai baru yang belum mempunyai kekuatan sampai mengakar di Surabaya. (lhm)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya