SURABAYA - Rekomendasi Kampung Peneleh sebagai destinasi wisata sejarah mulai digaungkan oleh warga setempat.
Warga mengusulkan gagasan itu kepada Anggota DPRD Surabaya, Budi Leksono saat menjalankan agenda reses, Senin (21/2/2022) lalu.
"Kawasan Peneleh ini bukan kampung biasa pak. Di sinilah cikal bakalnya pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia. Bung Karno besar di sini, Tjokroaminoto tinggal disini, nuansa sejarah kenegaraannya sangat kental," ujar Jupri, salah seorang warga setempat.
Kampung Peneleh merupakan kawasan yang berada di Kecamatan Genteng, Surabaya. Di kampung ini melahirkan nama-nama tokoh bangsa, seperti Bung Karno (Presiden RI ke-1) dan HOS Tjokroaminoto.
Tentu usulan warga bukanlah hal yang biasa, melainkan rekomendasi yang patut dipikirkan dan ditindaklanjuti pemerintah kota.
Berikut 5 fakta mengenai Kampung Peneleh Surabaya:
1. Tempat Tinggal HOS Tjokroaminoto
Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto tercatat pernah tinggal bersama keluarga besarnya di kawasan Peneleh gang VII nomor 29-31 pada tahun 1907.
Di rumah HOS Tjokroaminoto, Presiden RI ke-1 Ir Soekarno pernah menimbah ilmu. Tidak hanya Bung Karno, beberapa nama tokoh perjuangan juga turut menuntut ilmu kepada pendiri organisasi Sarekat Islam tersebut.
2. Kampung Kelahiran Bung Karno
Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno terlahir di di Jalan Pandean IV nomor 50, Kelurahan Peneleh, pada 6 Juni 1901 silam.
Rumah yang pernah ditempati Bung Karno itu, kini telah diresmikan Pemkot Surabaya sebagai cagar budaya nasional.
Bahkan, di depan rumah tersebut tertulis 'Di sini tempat kelahiran Bapak Bangsa Dr Ir Soekarno, Penyambung lidah rakyat, Proklamator, Presiden Pertama RI, Pemimpin Besar Revolusi'.
Warga setempat juga menamai kampung tersebut dengan julukan Kampung Soekarno.
3. Masjid Peninggalan Sunan Ampel
Masjid Jami' yang berlokasi di gang V Peneleh, disebut menjadi masjid tertua di Surabaya. Masjid itu merupakan masjid pertama di Surabaya yang didirikan oleh Sunan Ampel. Masjid tersebut juga tempat Laskar Hizbullah mempersiapkan taktik perang menghancurkan Belanda.
4. Makam Kaum Eropa
De Begraafplaats merupakan nama makam kaum Eropa dengan luas sekitar 4,5 hektare. Pemakaman itu dibangun sekitar tahun 1814 silam. Di sana pula terdapat kurang lebih 15 ribu kaum Eropa yang bermukim di Surabaya dimakamkan.
5. Kampung Tertua di Surabaya
Warga menyebutkan Kampung Peneleh merupakan salah satu kawasan tertua di Surabaya. Sebab, kata warga, banyak dari warga Peneleh yang membuat makam di sekitaran pemukiman.
Saat ini jejak itu sudah mulai hilang karena tertutup oleh rumah-rumah penduduk, meski demikian jika masuk ke kampung tersebut, pengunjung masih bisa menjumpainya di Gang VII Peneleh yang melintang ditengah jalan perkampungan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi