SURABAYA - Baru-baru ini Surabaya dibuat geger karena adanya kabar penolakan pembangunan Gereja di kawasan Lakarsantri.
Dikabarkan, aksi penolakan dilakukan oleh beberapa warga dengan berkirim surat kepada Lurah Lakarsantri.
Atas penolakan itu, berbagai pihak merespon dan meluruskan sehingga ketemu duduk perkaranya.
Sebelumnya, ada dua Anggota DPRD Surabaya turut andil menyelesaikan persoalan yang dianggap tidak mencerminkan sikap toleransi dalam beragama.
Munculnya aksi intoleransi ini bahkan memantik reaksi Komika asal Madura, Tretan Muslim.
Komika jebolan ajang kompetisi komedi itu merespon melalui Instagram pribadinya. Ia merepost unggahan Twitter Andreas Harsono.
Dalam postingan Twitter, Andreas Harsono menyampaikan jika pembangunan Gereja di Lakarsantri dihambat.
"GKI Citraland, Surabaya, dihambat membangun gedung gereja di kelurahan Lakarsantri. Izin sudah diusahakan penuh namun sebuh gerakan atas nama Islam keberatan. Ibadah dilakukan dalam ruko," begitu tulis Andreas Harsono di akun Twitter.
Lantas unggahan Twitter Andreas Harsono ditimpali oleh Tretan Muslim. Melalui Instagramnya, Muslim mengunggah kembali postingan itu.
"Omicron, Metaverse, Zombie Apocalypse, Kiamat Skynet. Ada org2 yg mau situasi apapun yg terjadi di dunia ini, tetap konsisten dg sikapnya yg tdk berubah, yaitu menolak gereja," kata Muslim dalam postingannya.
Bahkan ia menuliskan sebuah saran dengan menandai akun @yerry-pattinasarany.
"Mungkin saran untuk pendeta @yerry_pattinasarany klo mau bangun gereja pura2 bangun warnet aja nanti baru alih fungsi ke gereja, krn saya yakin bangun warnet lbh mudah dr bangun gereja," tulisnya.
Dari informasi terbaru, persoalan aksi penolakan pembangunan gereja diklaim sudah clear. Itu setelah Anggota DPRD Surabaya, John Thamrun musyawarah dengan tokoh masyarakat setempat.
"Clear, sudah beres, jangan ada lagi yang berusaha menggoyang Surabaya dengan isu SARA, Surabaya sudah adem, tentram, mari kita jaga bersama," kata John, Selasa (28/12/2021).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi