SURABAYA - DPD NasDem Surabaya menggelar refleksi akhir tahun dengan berdiskusi bersama media, Jumat (31/12/2021).
Dalam kegiatan itu, beberapa rekan Jurnalis melemparkan pertanyaan pergerakan NasDem dalam mengawal isu-isu lokal di Surabaya.
Pertanyaan yang dilontarkan pun seputar persoalan penanganan Covid-19, surat ijo, kemiskinan, pengangguran, kekerasan terhadap anak dan lain-lain.
Ketua DPD Partai NasDem Kota Surabaya, Robert Simangunsong menjelaskan, bahwa dalam penanganan Covid-19 memerlukan keterlibatan dan kerja sama semua pihak.
"Kita tahu kedisiplinan masyarakat masih rendah. Padahal kedisiplinan merupakan kunci penanganan Covid-19. Karena itu, masyarakat diharap memiliki kesadaran dan berperan aktif, setidaknya dengan terus menjaga protokol kesehatan (prokes)," kata Robert.
Menurutnya, sejak penyebaran covid semakin meluas membawa dampak angka kemiskinan di Surabaya bertambah meroket.
Hal Itu bisa dilihat dari data jumlah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dari kisaran 400 ribu orang meningkat drastis menjadi 1 juta orang.
Sementara jumlah pengangguran juga tinggi. Per Agustus 2019, jumlahnya mencapai 5, 87 persen. Pada 2020, melonjak menjadi 9,79 persen, dan per Agustus 2021 tercatat sebesar 9,68 persen atau turun 0,11 persen dari tahun sebelumnya.
"Ya, kami berharap pemkot serius menangani kemiskinan dan pengangguran. Ini harus menjadi prioritas program, selain penanganan Covid-19, " ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada pemkot agar lebih serius dalam menuntaskan persoalan kemiskinan di Surabaya.
Terjadinya kemiskinan akibat pandemi covid, juga berdampak masih tingginya angka kematian ibu dan anak saat melahirkan. Sehingga perlu meningkatkan dan menggalakkan lagi posyandu.
"Ini agar kesehatan ibu hamil dan anak terus terpantau. Masih banyak ibu hamil kurang memahami pentingnya kesehatan. Plus kebutuhan ekonomi yang makin sulit," bebernya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi