SURABAYA - Politisi Partai Demokrat Surabaya, Herlina Harsono Njoto sedang diterpa isu fitnah dari oknum tidak bertanggung jawab.
Herlina dituding melakukan intervensi dalam perekrutan pekerjaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya.
Ia mengaku mendapat kiriman "teror" pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal. Yang mana dirinya dituduh mencatut nama Wali Kota Surabaya Eri Chayadi untuk rekrutmen pekerjaan.
"Tidak ada catut mencatut, semua warga MBR berhak mendaftar, itu termasuk program wali kota," ujar Herlina, Rabu (8/6/2022).
Herlina mengaku tidak mengetahui motif tudingan tersebut. Menurutnya, hal itu fitnah yang sengaja disebar untuk membunuh karakternya dan mengadu domba dirinya dengan wali kota. "Terlalu!" ucap Herlina geram.
Dia menyampaikan, program wali kota adalah perluasan lapangan pekerjaan. Dan, katanya, kewajiban bagi kepala OPD memberikan pekerjaan untuk MBR karena secara tidak langsung warga MBR diundang oleh wali kota untuk dipekerjakan.
"Lucu kalau kemudian pertanyaannya ada istilah catut mencatut, sebab wali kota sendiri yang mengundang warga untuk mendaftar. Silakan mendaftar melalui RT sebagai kepanjangan tangan pemerintahan paling dasar dan mengetahui kondisi masyarakatnya," ungkap Anggota Komisi D ini.
Menurutnya, perluasan kesempatan kerja itu kalau di provinsi bisa kepada gubernur, kalau di pusat bisa pada kementerian. Dia menambahkan, program wali kota tersebut tertuang dalam RPJMD dan bukan program anggota DPRD Surabaya.
"Kita hanya support agar wali kota bekerja sesuai RPJMD yang sudah digariskan, jadi ndak catut mencatut, itu hanya isu yang sengaja dihembuskan untuk membunuh karakter," tandasnya.
Nama Herlina sendiri kini digadang-gadang memiliki potensi besar menduduki nahkoda DPC Demokrat Surabaya pada Muscab mendatang. Karena itu, mungkin ia berpendapat banyak sekali isu-isu miring, teror dan anggapan sinis yang diterimanya. Apalagi santer Herlina akan bersaing dengan Plt Ketua DPC Demokrat Surabaya pada Muscab.
Diketahui, di internal partai saja Herlina terus "digembosi" hingga kehilangan beberapa jabatan. Pertama, sebagai Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem dan awal tahun ini dua jabatan di Banggar dan Banmus pun dicopot. Dengan perlakuan partai tersebut, Herlina justru banyak mendapat simpati dari PAC-PAC di Surabaya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi