SURABAYA - Sebanyak 450 jemaah haji kelompok terbang (kloter) pertama sudah tiba di Surabaya melalui Bandar Udara Internasional Juanda, Minggu pagi (17/7/2022). Mereka terbang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, menggunakan maskapai Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV 5004.
Sebagai upaya antisipasi pencegahan Covid-19, para jemaah haji pada waktu itu yang baru tiba langsung dilakukan Screening (pemeriksaan) dengan pengukuran suhu badan dan juga swab antigen.
Jubir Satgas Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Al Farabi mengatakan, screening tersebut dilakukan sesuai dengan arahan dari Gubernur, sebagai upaya dalam pencegahan Covid-19.
"Ini sudah komitmen seluruh stakeholder, karena kita perlu disiplin terkait pencegahan sebaran Covid ini," kata Jibril.
Menurutnya, secara proses, jemaah yang baru tiba di Debarkasi Surabaya akan dilakukan pengecekan suhu badan. "Sesuai dengan ketentuan daerah masing-masing. Yang pasti semua proses dan prosedur selesai di Debarkasi Surabaya," tegasnya.
Kemudian sesuai ketentuan, bagi jemaah yang mengalami gejala ringan dan memiliki suhu di atas 37 derajat celcius akan dilakukan pemeriksaan swab PCR. Sedangkan bagi jamaah lainnya tetap di tes swab antigen.
"Jadi semua diperiksa secara lengkap, baik yang memiliki gejala maupun yang tidak, pokoknya kita lakukan secara ketat, karena kita tidak mau nantinya ada kluster haji," jelas dia.
Selain itu, petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan ke barang bawaan dan bus yang membawa jemaah.
Disinfeksi juga dilakukan pada jemaah, barang bawaan jemaah, serta bis yang membawa jemaah. Bis akan didisfeksi sebelum dan sesudah digunakan penjemputan.
"Tak hanya itu, bagi jemaah yang belum melakukan booster serta memenuhi persyaratan, akan dilakukan vaksinasi covid booster yang ketiga," ungkapnya.
Sementara Pakar Epidemiologi, Windhu Purnomo menyampaikan, keluarga atau kerabat jemaah haji harus tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat guna mencegah potensi sebaran Covid-19.
"Jadi sementara protap yang sudah ada dan yang telah diperbarui oleh Kementerian Kesehatan, sebelumnya untuk jemaah yang baru pulang dari tanah suci itu hanya yang bergejala saja harus dilakukan tes PCR, sedangkan yang 10 persen dilakukan sampling tes antigen bagi yang tidak bergejala," pungkasnya.
Menurut Windhu, beberapa kloter yang di luar Jawa Timur masih menggunakan aturan lama. Sedangkan khusus di Jawa Timur, atas inisiatif dari Gubernur harus dilakukan tes swab antigen ke semua jemaah yang baru pulang dari tanah suci.
Ia menilai inisiatif Gubernur sangat bagus sesuai instruksi dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan jika ada jemaah haji yang positif Covid-19 melalui tes antigen, baru selanjutnya akan dilakukan tes swab PCR.
"Kini peraturan baru adalah setiap jemaah haji yang pulang ke tanah air dari tanah suci yang bergejala influenza atau batuk tetap harus tes PCR. Sedangkan yang tidak bergejala harus dilakukan ke semua jemaah haji, yaitu tes antigen dan tanpa terkecuali," bebernya.
Ia mengatakan, ada sekitar lebih dari 25 jemaah haji yang sempat positif sepulang dari tanah suci dan mereka harus melakukan karantina atau isolasi mandiri, dan juga tidak menerima tamu. Hal ini untuk menjaga diri sendiri, dan juga menjaga orang lain.
"Kalau sampai sekarang ada sekitar lebih dari 25 para jemaah haji yang sempat positif sepulang dari tanah suci. Harus melakukan karantina atau isolasi mandiri, dan jangan dulu menerima tamu," tukasnya.
Dikabarkan sebelumnya, salah seorang jemaah haji, yang juga Anggota DPRD Surabaya, Moch Machmud menerima hasil positif Covid-19. Meski dalam perkembangan terkahir tes PCR mengeluarkan hasil negatif.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi